Lirik dalam lagu “Jali-Jali” berupa jalinan pantun yang dipadukan dengan nada dan musik yang riang.
Setiap bait baris pertama dan kedua berupa sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan pesan yang ingin disampaikan.
Berikut ini lirik dan notasi lagu “Jali-Jali”.
Makna Lagu “Jali-Jali”
Pada umumnya lagu “Jali-Jali” didengarkan sebagai lagu penghibur lara.
Makna lagu “Jali-Jali” dapat diketahui dari lirik lagunya.
Lirik lagu “Jali-Jali” yang berupa jalinan pantun terdiri dari sampiran dan isi.
Sampiran pada lagu “Jali-Jali” terdapat pada baris pertama dan kedua.
Sementara, isi pada lagu Jali-Jali terdapat pada baris ketiga dan keempat.
Bait pertama lagu “Jali-Jali” berbunyi "Cape sedikit tidak peduli, sayang. Asalkan Tuan, asalkan Tuan senang di hati". Dari lirik tersebut dapat digambarkan bahwa seseorang ingin menghibur hati seorang “Tuan” yang sedang bersedih hatinya. Walaupun orang yang menghibur merasa “cape” atau lelah, namun orang tersebut ikhlas bernyanyi asalkan “Tuan” atau yang mendengar lagu yang dinyanyikannya menjadi gembira, riang, dan senang hatinya.
Selanjutnya pada bait kedua lagu “Jali-Jali” berbunyi “Palinglah enak si orang bujang, sayang. Ke mana pergi, ke mana pergi, tiada yang melarang.” Pada lirik tersebut kata “bujang”, yang berarti orang yang belum memiliki pasangan atau belum menikah. Adapun makna dari bait tersebut adalah bahwa orang yang belum memiliki pasangan atau yang belum menikah dapat bebas pergi ke mana-mana tanpa ada yang melarang.
Pada bait ketiga lagu “Jali-Jali” berbunyi “Di sana bingung di sini bingung, sayang. Sama lah sama, sama lah sama, menaruh hati.” Pada lirik tersebut terdapat ungkapan “menaruh hati”. Ungkapan menaruh hati dapat diartikan sebagai memiliki perasaan suka. Adapun makna dari bait tersebut seutuhnya adalah kebingungan seorang bujang (orang yang belum memiliki pasangan) karena memiliki perasaan suka kepada seorang gadis.
Selanjutnya, bait keempat atau bait terakhir lagu “Jali-Jali” berbunyi “jalilah jali, jalilah jalih sampai di sini.” Pada lirik tersebut menegaskan bahwa bagian tersebut merupakan bagian penutup atau akhir dari lagu “Jali-Jali”.
Nilai yang Terkandung dalam Lagu “Jali-Jali”
Nilai yang terkandung dalam lagu “Jali-Jali” dapat diketahui dari makna lagu “Jali-Jali” itu sendiri. Nilai yang terkandung pada bait pertama lagu “Jali-Jali” adalah agar kita dapat ikhlas menghibur seseorang meskipun ketika menghibur mungkin merasa lelah.
Pada bait kedua, nilai yang terkandung adalah saat kita belum memiliki pasangan kita bebas pergi ke tempat yang kita inginkan tanpa ada yang harus melarang. Namun, ketika kita sudah memiliki pasangan maka tentunya kita perlu memberi tahu atau meminta izin ketika akan bepergian ke suatu tempat.
Selanjutnya, nilai yang terkandung pada bait ketiga adalah ketika menaruh hati atau memiliki perasaan suka kepada orang lain tetaplah menjaga nilai-nilai yang ada di masyarakat. Hal tersebut sangat penting karena meskipun bingung dengan hal yang dirasakan tetapi harus tetap dapat menjaga diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama walaupun sama-sama menaruh hati.
Pada bait terakhir lagu”Jali-Jali”, terkandung nilai kesopanan. Nilai kesopanan yang dimaksud adalah kita berpamitan ketika akan pergi atau berpisah dengan seseorang. Hal tersebut sesuai dengan peribahasa “Datang tampak muka, pulang tampak punggung”.